Nama : Dicky Herlambang
NIM : 41816010078
Fakultas : Ilmu Komputer / Sistem Informasi
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen : Prof. Dr. Hapzi, MM
Universitas Mercubuana
·
Sistem Informasi
sebagai Keunggulan Kompetitif
Di dalam bidang sistem
informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage), mengacu pada
penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan (leverage), di dalam pasar.
Profesor Harvard Michael E. Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih
keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu rantai nilai (value chain).
Margin adalah nilai dari produk dan jasa perusahaan setelah dikurangi harga
pokoknya, seperti yang diterima oleh pelanggan perusahaan. Meningkatkan margin
adalah tujuan dari rantai nilai.
Perusahaan menciptakan nilai
dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter sebagai aktivitas nilai (value
activities). Aktivitas nilai terdiri atas dua jenis : utama dan pendukung
Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan strategis,
taktis, maupun operasional. Ketika manajer memutuskan untuk menggunakan
informasi guna mencapai keunggulan kompetitif, mereka harus mengelola sumber
daya ini agar dapat meraih hasil yang dinginkan. Informasi, sama seperti sumber
daya lainnya, memerlukan manajemen. Empat dimensi dasar informasi yang
diinginkan akan dapat menambah nilai dari informasi tersebut, yaitu :
Relevansi, Akurasi, Ketepatan waktu, Kelengkapan.
Keunggulan kompetitif adalah
keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan dimana keunggulannya dipergunakan
untuk berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lainnya untuk meningkatkan
value (nilai) perusahaan baik dalam hal peningkatan laba maupun citra
perusahaan. Contoh perusahaan-perusahaan telekomunikasi berusaha untuk
mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya dengan cara berkompetisi sesuai dengan
keunggulan yang dimilikinya.
Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, peusahaan
harus menghadapi tantangan bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal
perusahaan. Salah satu pendekatannya adalah bagaimana mengefektifkan potensi
sumberdaya yang ada, bisa melalui peningkatan kualitas produk dan layanan
kepada pelanggan, maupun melalui pemanfaatan kemajuan teknologi informasi.
Strategi bersaing merupakan
upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu industry. Strategi
bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat dalam melawan
kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri.
Kompetisi merupakan
karakteristik positif dalam bisnis, persaingan alami dan sehat adalah pendukung
majunya suatu pasar. Persaingan ini mendorong upaya untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif di pasar, oleh karenanya diperlukan kemampuan kompetitif
yang signifikan pada berbagai bagian dari perusahaan. Hal ini ditujukan untuk
menjaga bisnis terhadap ancaman pendatang baru.
Untuk, contoh lain seperti ; demo
besar-besar taxi protes terhadap Uber/Graph. Ini dapat dijadikan sebagai contoh
juga karena sebagian besar dari driver pada taxi ini adalah memprotes terhadap
pengurangan pelanggan yang terjadi kepada mereka, ini disebabkan oleh pelayanan
dari pada taksi itu sendiri yang kurang.
Jika dilihat dari segi
pelayanan, para konsumen rata – rata lebih memilih layanan taksi online.
Dikarenakan beberapa alasan seperti :
1. Penetapan tarif pada taksi online yang lebih jelas dari
awal, jika dibandingkan dengan taksi offline yang masih menggunakan sistem argo
pada tarif mereka. Sebagian penumpang merasa kurang nyaman dengan tarif yang
tidak pasti dan meningkat secara drastis jika terjadi macet, karena menggunakan
waktu sebagai tolak ukur tarif. Bukan per KM (jarak) seperti para taxi online
yang dijadikan sebagai tolak ukur tarif.
2. Kepastian dalam menunggu taksi, merupakan alasan juga bagi
beberapa konsumen taksi online. Dalam pelayanan taksi online, konsumen dapat
mengetahui dengan mudah berapa lama taksi mereka akan sampai dan dimana lokasi
si konsumen tersebut. Ini dapat menguntungkan baik si driver ataupun si
konsumen dikarenakan lokasi sudah diketahui dengan menggunakan sistem GPS.
Tidak seperti taksi offline yang dalam pelayanan pemesanan, konsumen tidak
dapat mengetahui dan tidak harus beberapa lama dalam menunggu si taksi
tersebut.
·
Pengertian Competitive
Force dan Strategies
Competitive Force adalah :
Faktor-faktor yang mempengaruhi posisi kompetitif dari sebuah perusahaan dalam
suatu industri atau pasar. kekuatan kompetitif meliputi ; daya tawar pembeli
dan pemasok, ancaman pendatang baru, dan persaingan di antara perusahaan yang
ada.
Competitive Strategies :
Rencana aksi jangka panjang yang dirancang untuk membantu perusahaan
mendapatkan keunggulan kompetitif atas rivalnya. Jenis strategi sering
digunakan dalam kampanye iklan oleh entah bagaimana mendiskreditkan produk atau
jasa kompetisi. strategi kompetitif yang penting untuk perusahaan bersaing di
pasar yang sangat jenuh dengan alternatif bagi konsumen.
Contoh strategi kompetensi
dasar dalam bersaing yakni:
- Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Menjadi produsen rendah biaya
dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu menurunkan biaya bagi pemasok
dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya produksi yang lebih tinggi.
- Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Mengembangkan cara-cara untuk
membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau mengurangi keunggulan
diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk fokus
pada produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar yang
unik/niche market.
- Strategi Inovasi (innovation strategy)
Menemukan cara baru dalam
melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan pengembangan produk dan atau
jasa yang unik guna memasuki pasar yang unik /niche market. Hal ini juga dapat
melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk memproduksi atau
mendistribusikan produk dan layanan dari mayoritas jenis dan cara yang ada.
- Strategi Pertumbuhan (growth strategy)
Secara signifikan memperluas
kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa, ekspansi ke pasar
global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam
produk dan jasa terkait.
- Strategi Aliansi (alliance strategy)
Membentuk hubungan bisnis
baru/aliansi dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan
lain. Hubungan ini bisa berupa merger, akuisisi, usaha patungan, pembentukan
"perusahaan virtual," atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau
perjanjian distribusi antara pelaku usaha dengan mitra dagangnya.
Investasi didalam teknologi
informasi dapat mendukung perusahaan dalam bersaing, berikut adalah gambaran
peran teknologi informasi dan contoh penerapannya :
1. Penerapan teknologi
informasi akan meminimalkan biaya bisnis proses, baik
dalam hubungannya dengan konsumen maupun
supplier.
2. Meningkatkan service /
layanan yang diberikan kepada pelanggan.
3. Pemanfaatan teknologi
informasi meminimalkan pesaing.
4. Inovasi produk baru yang
melibatkan teknologi informasi sebagai komponennya.
5. Menciptakan pasar yang
baru.
6. Meningkatkan kualitas dan
efisiensi serta mempersingkat waktu layanan
pelanggan,
7. Menggunakan IT untuk
pengembangan bisnis (business development), mengatur
bisnis secara regional dan global.
8. Membangun system informasi
yang terhubung dengan internet dan extranet untuk
support hubungan bisnis dengan costumer,
supplier, subcontractor, dsb.
- Other Strategies adalah dengan cara investasi di bidang
teknologi informasi yang memungkinkan perusahaan untuk membangun kemampuan TI
strategis sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Sumber Referensi :
- Anonymous (2017) [ “ Sistem Informasi sebagai Keunggulan
Kompetitif ” (Online) Diakses melalui : https://aboutsim.wordpress.com/2011/05/14/sistem-informasi-sebagai-keunggulan-kompetitif/ pada hari senin pukul 14:00 WIB]
- Anonymous (2017) [“ Sistem Informasi Sebagai Keunggulan
Kompetitif Perusahaan “ (Online) Diakses melalui : http://ernaparj.blogspot.co.id/2015/06/sistem-informasi-sebagai-keunggulan.html pada hari senin pukul 14:15 WIB]
- Anonymous (2017) [“ Bussiness Dictionary “ (Online)
Diakses melalui : http://www.businessdictionary.com pada haru senin puku 14:40 WIB]
0 komentar:
Posting Komentar